Peranan seorang guru sangat penting untuk menjadikan peserta didik dalam menghadapi persaingan di dunia pekerjaan dan menjadikan mereka sebagai lulusan yang berhasil dalam menghadapi kompetensi atau ketuntasan belajar. Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan strategi bagi pengajar supaya peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien. Pola lama dengan pembelajaran klasikal seperti dilakukan oleh banyak guru sampai sekarang ini bukanlah strategi yang tepat untuk lagi di terapkan pada proses pembelajaran. Apabila pola tersebut masih diterapkan maka peserta didik akan merasa jenuh, tidak ada semangat untuk menerima pelajaran. Akibatnya, tidak akan menumbuhkan minat, bakat, potensi maupun kreatifitas peserta didik.
Padahal model pembelajaran yang sekarang di terapkan yaitu mengacu kepada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), bahwa pembelajaran berpusat kepada peserta didik (Student Center). Tidak ada perbedaan antara guru yang sudah menerima tunjangan profesi maupun guru yang belum menempuh jalur sertifikasi, keduanya memiliki beban dalam mengelola kegiatan belajar mengajar yang baik dan berkualitas.
Guru perlu menyajikan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi peserta didik, bertujuan agar terpenuhinya suatu kompetensi dan profesionalisme guru dalam mengajar. Teknik penyajian dan pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dikuasai guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, di pahami, dimengerti dan digunakan oleh peserta didik dengan baik. semuanya harus disesuaikan dengan indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta waktu yang diperlukan dalam mencapai ketuntasannya.
Kunci utama keberhasilan guru dalam mengajar yaitu dalam memilih strategi, model, maupun metode yang tepat serta didukung oleh teknik dan taktik dalam mengajar. Yang dimaksud dengan strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain atau dirancang oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di dalamnya yaitu penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber atau media belajar dalam kegiatan belajar mengajat di kelas. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar, semuanya diarahkan pada tercapainya tujuan pembelajaran.
Adapun berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan oleh guru sebelum menentukan strategi yang akan digunakan dalam melaksanakan KBM di kelas, yaitu:
1). Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, 2). Apakah materi pelajaran yang digunakan berupa fakta di lapangan, konsep atau teori, 3). Apakah tersedia sumber belajar untuk mempelajari materi itu, 4). Apakah strategi pembelajaran sesuai dengan minat, bakat, tingkat kematangan dan gaya belajar peserta didik, 5). Apakah strategi belajar yang digunakan mempunyai nilai efektivitas dan efisiensi.
Pertanyaan diatas saling berhubungan dengan strategi pembelajaran yang akan diterapkan. Misalnya, pembelajaran yang berhubungan aspek kognitif akan sangat berbeda dengan pembelajaran yang berkaitan dengan aspek afektif maupun psikomotorik. Sedangkan, pembelajaran yang bersifat fakta akan berbeda dengan pembelajaran yang hanya bersifat pembuktian dari suatu teori. Dapat disimpulkan bahwa tidak semua strategi pembelajaran dapat cocok untuk digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran, karena setiap strategi mempunyai ciri khasnya masing-masing.
Strategi-strategi pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif guru dalam merencanakan suatu kegiatan pembelajaran antara lain:
Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)
Strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalm strategi ini, materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Peserta didik tidak dituntut untuk berpikir ulang atau menemukan materi tersebut. Hal ini disebabkan karena materi pelajaran telah disiapkan oleh guru.
Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
Strategi ini menekankan kepada proses mencari dan menemukan yang dilakukan oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Materi tidak diberikan secara langsung oleh guru, tetapi peserta didik dituntut untuk mencari dan menemukans sendiri materi pelajaran. Dalam strategi ini peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik dalam belajar. Strategi ini menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu permasalahan yang disampaikan guru. Prosesnya melalui tanya jawab antara guru dan peserta didik.
Dalam hal ini, peserta didik dapat mengembangkan gagasan atau ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal yang didasarkan kepada pengalaman sosial atau fakta-fakta dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menerapkannya, peserta didik dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasainya melalui proses dialogis yang terus – menerus dengan memanfaatkan pengalaman peserta didik.
Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)
Model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan (tim kecil) yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Setiap kelompok akan diberikan penghargaan, jika kelompok mampu menunjukan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok mempunyai ketergantungan positif terhadap kelompoknya. Ketergantungan seperti ini akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Dengan kata lain, setiap individu akan saling membantu.
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)
Strategi ini merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses pemecahan masalah yang dihadapi peserta didik secara ilmiah. Dalam penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah, guru memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk menetapkan topik masalah yang akan dibahas dalam kegiatan belajar mengajar, walaupun guru sudah mempersiapkan materi apa yang harus dibahas. Proses pembelajaran ini akan mengarahkan peserta didik agar mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis.
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir peserta didik merupakan model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir peserta didik melalui telaah sehingga mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompoknya dan memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok.
Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Strategi pembelajaran kontekstual ( contextual teaching and learning) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik secara penuh untuk dapat menemukan materi pelajaran yang sedang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong peserta didik agar dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Strategi ini tidak mengharapkan peserta didik hanya menerima pelajaran, akan tetapi juga proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran melalui pengalaman secara langsung.
Dalam hal ini, peserta didik dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, dengan mengorelasikan materi yang ditemukan dalam kehidupan nyata, bukan hanya materi tersebut akan bermakna secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori peserta didik.
Strategi-strategi pembelajaran yang telah dijelaskan sebelumnya, akan memberikan kontribusi yang luar biasa baiknya bagi perkembangan pendidikan peserta didik. Guru tidak lagi mengajar secara monoton dan menjenuhkan, melainkan guru akan dikatakan sebagai pengajar yang memiliki kualitas yang profesional dan kreatif dalam memberikan pelajaran bagi peserta didiknya. Dengan menerapkan beberapa dari strategi tersebut, tidak menutup kemungkinan bahwa tujuan dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas dan berguna di bidangnya akan tercapai sesuai dengan kemampuan, potensi, minat dan bakat yang dimiliki oleh peserta didik.
Browse » Home » » peran guru dalam pembelajaran yang berkualitas
Minggu, 08 Januari 2012
peran guru dalam pembelajaran yang berkualitas
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About This Blog
Lorem Ipsum
Lorem Ipsum
Lorem
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar